PERTEMUAN 12, PSIKOLOGI UMUM II THEORY OF PERSONLITY

 

TEORI KEPRIBADIAN

Teory of Personality

Kepribadian merupakan ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus, yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga terlihat bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-individu lainnya.

 

Psychodynamic Perspective

Freud merupakan seorang ahli besar pada abad ke 19 yang memiliki pengaruh pada proses perkembangan ilmiah yang berorientasi pada bagaimana cara manusia memandang dunia dan dirinya sendiri. Freud percaya bahwa mind (pikiran) terdiri dari tiga bagian, yaitu preconscious, conscious, unconscious minds. Unconscious minds (pikiran tak sadar) yang menjadi pusat perhatian freud. Klasifikasi kehidupan alam mental yang dibagi oleh Sigmund freud :

1.     Alam tak sadar (unconscious) tempat terbentuknya atau timbulnya dorongan nafsu, ide yang tanpa disadari berimplikasi terhadap perkata, perbuatan dan perasaan manusia

2.     Alam bawah sadar (preconscious) tempat berkumpulnya semua elemen yang tak disadari namun dapat muncul sebagai kesadaran dengan cepat atau agak sukar

3.     Alam sadar (conscious) yang didefenisikan sebagai elemen mental yang selalu berada dalam kesadaran.

Teori kepribadian terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Id

adalah sepenuhnya tidak sadar, mencari kesenangan, bagian moral dari kepribadian yang ada saat lahir, berisi semua dorongan biologis dasar. Di mana id menuntut sebuah kepuasan yang disegerakan dari kebutuhan dan keinginan. Jika tidak terpenuhi akan dapat menimbulkan kecemasan dan ketegangan.  Contoh aplikatifnya yaitu seorang anak bayi yang sedang haus akan terus menangis sebelum dia diberi asi oleh ibunya. 

2. Ego

Ego merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk memenuhi keinginan id secara realitas objektif dan tepat secara sosial. Ketika tekanan kecemasan berkembang menjadi ketegangan yang berlebihan, maka ego dapat menempuh cara-cara yang ekstrem untuk mereduksi ketegangan.

3.Superego

Superego berkembang ketika anak usia prasekolah mempelajari aturan, kebiasaan dan harapan masyarakat. Superego mengandung hati nurani, bagian dari kepribadian yang membuat orang merasa bersalah, atau kecemasan moral, ketika mereka melakukan hal yang salah.

Stages Of Personality Development

1.  Oral Stage (Lahir – 18 bulan), pada tahap ini sumber kenikmatan bayi yang melibatkan aktifitas berorientasi dengan mulut, seperti menghisap, menelan.

2.  Anal Stage (1-3 tahun), Fase ini dikaitkan dengan tindakan menahan faeces pada seorang anak. Perlakuan ibu terhadap anak apabila defekasi memiliki pengaruh pada pembentukan mental anak.

3.   Phalic Stage (3 tahun s/d 6 tahun) pada tahap ini anak menjadi lengket dengan orang tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian mengidentifikasi dengan orang tua berjenis kelamin sama. Pada tahap ini superego berkembang.

4.   latensi Stage (5-12 tahun) Merupakan periode di mana aktivitas libidinal pada seorang anak berkurang. Pada fase ini pula akan terbentuk rasa malu dan aspirasi moral serta estetis.

5.   Genital Stage (Pubertas s/d kedewasaan), pada tahap ini kemunculan kembali dorongan seksual tahap phallic, disalurkan kepada kematangan seksualitas masa dewasa.

 

Behavioral dan Perspektif Kognitif Sosial

1. Behaviorist

Behaviorisme merupakan satu dari sekian banyak aliran yang berkembang dalam psikologi. Behaviorisme terfokus kepada proses pembelajaran dan perilaku manusia terhadap stimulus sehingga menghasilkan sebuah respons. Teori ini berasumsi bahwa tingkah laku diatur sepenuhnya oleh aturan, dapat diramalkan dan dapat ditentukan. Teori ini mengatakan bahwa individu dapat menunjukkan sebuah perilaku apabila telah mempelajari atau mendapatkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Pendekatan behaviorisme bersifat objektif karena lebih mengutamakan pengamatan perilaku dalam mempelajari individu daripada bagian dalam tubuh individu. Tokoh yang paling terkenal dalam aliran ini adalah B.F Skinner. Ia merupakan orang yang memperkenalkan teori belajar analisis perilaku. 

2. Cognitive Social Perspective

Perspektif kognitif sosial merupakan salah satu teori psikologi yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Albert Bandura lahir di Canada pada tahun 1925. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosialnya yang mana menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Salah satu eksperimennya yang terkenal adalah eksperimen bobo-doll yang menunjukkan anak-anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa di sekitarnya. Menurut Bandura, pembelajaran tidak hanya berasal dari pengalaman saja tetapi juga mencontoh. Bandura juga mengatakan bahwa belajar mencontoh bukan berarti kepribadian dan perilaku individu hanya diatur oleh lingkungan saja akan tetapi individu tersebut juga dapat berpikir mempengaruhi kepribadiannya sendiri.


Kognitif Humanisme Dalam Memandang Kepribadian

Carl Rogers And Self-Concept

Baik Maslow dan Rogers (1961) percaya bahwa manusia selalu berusaha untuk memenuhi kapasitas dan kemampuan bawaan mereka dan untuk menjadi segala sesuatu yang memungkinkan potensi genetik mereka untuk menjadi. Perjuangan untuk pemenuhan ini disebut kecenderungan aktualisasi diri. Alat penting dalam aktualisasi diri manusia adalah pengembangan citra diri, atau konsep diri. Konsep diri didasarkan pada apa yang dikatakan orang oleh orang lain dan bagaimana perasaan diri tercermin dalam perkataan dan tindakan orang-orang penting dalam kehidupan seseorang, seperti orang tua, saudara, rekan kerja, teman, dan guru.

Teori Kepribadian Abraham Maslow

Abraham Maslow merupakan tokoh aliran humanistik yang lahir pada 8 Juni 1970. Ia terkenal dengan “the hierarchy of needs” yang telah ia kemukakan. Pada hirarki ini terdapat tingkatan-tingkatan yang harus terpenuhi  dalam diri seorang individu.

 

Trait Theories

Menurut Ciccarelli dkk (2011), Trait theories atau teori sifat merupakan sebuah teori yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan kepribadian yang membentuk seseorang. Teori sifat ini mengklasifikasikan manusia ke dalam karakteristik atau sifat dengan cara melihat cirinya yang paling menonjol. Sifat atau trait adalah karakteristik psikologi yang khusus, yang didefinisikan sebagai “Setiap cara yang membedakan dan relatif abadi di mana setiap individu berbeda dari yang lain”. (Schiffman dan Kanuk, 2010). Definisi lain adalah “Sebuah sifat (ciri) adalah karakteristik dimana satu orang berbeda dari yang lain dengan cara yang relatif permanen dan konsisten”. (Mowen dan Minor, 1998). Berdasarkan dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa trait adalah sifat atau karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain, yang bersifat permanen dan konsisten. Teori sifat terutama tertarik dalam pengukuran sifat, yang dapat didefinisikan sebagai pola kebiasaan perilaku, pikiran, dan emosi. Menurut perspektif ini, sifat-sifat yang relatif stabil dari waktu ke waktu, berbeda di seluruh individu dan pengaruh perilaku.

Allport

Salah satu upaya paling awal untuk membuat daftar dan mendeskripsikan sifat-sifat yang membentuk kepribadian dapat ditemukan dalam karya Gordon Allport (Allport & Odbert, 1936). Allport dan koleganya H. S. Odbert secara harfiah memindai kamus untuk kata-kata yang mungkin merupakan sifat, menemukan sekitar 18.000, kemudian memilahnya menjadi 200 sifat setelah menghilangkan sinonim. Allport percaya (tanpa bukti ilmiah, bagaimanapun) bahwa ciri-ciri ini secara harfiah terhubung ke dalam sistem saraf untuk memandu perilaku seseorang di berbagai situasi yang berbeda dan bahwa "konstelasi" ciri-ciri setiap orang adalah unik. (Terlepas dari kurangnya bukti Allport, ahli genetika perilaku telah menemukan dukungan untuk heritabilitas ciri-ciri kepribadian. 

 Cattell Dan 16pf

Dua ratus ciri masih merupakan jumlah yang sangat besar. Bagaimana pemberi kerja dapat menilai kepribadian calon karyawan dengan melihat daftar 200 sifat? Diperlukan cara yang lebih kompak untuk menggambarkan kepribadian. Raymond Cattell (1990) mendefinisikan dua jenis sifat sebagai sifat permukaan dan sifat sumber. Ciri-ciri permukaan seperti yang ditemukan oleh Allport, mewakili ciri-ciri kepribadian yang mudah dilihat oleh orang lain. Sifat sumber adalah sifat yang lebih mendasar yang mendasari sifat permukaan. Misalnya, sifat pemalu, pendiam, dan tidak menyukai orang banyak mungkin semua merupakan sifat permukaan yang terkait dengan sifat sumber introversi yang lebih mendasar, kecenderungan untuk menarik diri dari rangsangan yang berlebihan. Sifat sumber ini dilihat sebagai dimensi sifat, atau kontinum, di mana terdapat dua sifat berlawanan di setiap ujung dengan kisaran derajat yang mungkin untuk setiap sifat yang dapat diukur sepanjang dimensi. 

The Big Five: Ocean, Or The Five-Factor Model Of Personality

Enam belas faktor masih cukup banyak untuk dibicarakan ketika berbicara tentang kepribadian seseorang. Peneliti selanjutnya berusaha untuk mengurangi jumlah dimensi sifat ke jumlah yang lebih dapat dikelola, dengan beberapa kelompok peneliti sampai pada kurang lebih lima dimensi sifat yang sama (Botwin & Buss, 1989; Jang et al., 1998; McCrae & Costa, 1996 ). Kelima dimensi ini telah dikenal sebagai the big five model dan mewakili deskripsi inti kepribadian manusia dan satu-satunya dimensi yang diperlukan untuk memahami apa yang membuat kita bergerak.

a.      Openness (O)

Digambarkan sebagai kesediaan seseorang untuk mencoba hal-hal baru dan terbuka terhadap pengalaman baru. Orang yang mencoba mempertahankan status quo dan tidak suka mengubah sesuatu akan mendapat skor rendah pada keterbukaan

b.     Conscientiousness (C)

mengacu pada organisasi dan motivasi seseorang, dengan orang-orang yang mendapat skor tinggi dalam dimensi ini adalah mereka yang berhati- hati dalam menentukan tempat tepat waktu dan juga berhati-hati dengan harta benda. Seseorang yang mendapat nilai rendah pada dimensi ini, 

contoh aplikatifnya yaitu, mungkin selalu terlambat ke acara sosial penting atau meminjam barang dan gagal mengembalikannya atau mengembalikannya dalam kondisi buruk.

c.      Extraversion (E)

adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh Carl Jung (1933), yang percaya bahwa semua orang dapat dibagi menjadi dua tipe kepribadian: ekstravert dan introvert. Orang ekstrovert adalah orang yang supel dan mudah bergaul, sedangkan introvert lebih menyendiri dan tidak suka menjadi pusat perhatian.

d.     Agreeableness (A)

mengacu pada gaya emosional dasar seseorang, yang mungkin santai, ramah, dan menyenangkan (pada skala yang paling tinggi) atau pemarah, pemarah, dan sulit untuk diajak bergaul (di kelas bawah).

e.      Neuroticism (N)

mengacu pada ketidakstabilan atau stabilitas emosional. Orang yang terlalu cemas, cemas, dan murung akan mendapat skor tinggi pada dimensi ini, sedangkan mereka yang lebih tenang dan tenang akan mendapat skor rendah . 

 

The Biology of Personality: Behavioral Genetics

Faktor biologis kepribadian merupakan faktor yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat genetik. Genetika perilaku merupakan bidang studi yang dikhususkan untuk menemukan basis genetik untuk karakteristik kepribadian. Faktor biologis ini menjelaskan bahwa kepribadian individu bisa terbentuk karena masalah genetik.

contoh aplikatifnya yaitu orang tua dengan kecenderungan kepribadian ekstrovert, maka anaknya pun akan mengalami kecenderungan kepribadian yang ekstrovert juga.

Studi Kembar

Kembar identik berbagi 100 persen materi genetik mereka, berasal dari satu sel telur yang telah dibuahi, sedangkan kembar fraternal hanya berbagi sekitar 50 persen materi genetik mereka, seperti pasangan saudara kandung lainnya. Dengan membandingkan kembar identik dengan kembar fraternal, terutama jika ditemukan anak kembar yang tidak dibesarkan di lingkungan yang sama, peneliti dapat mulai menemukan bukti kemungkinan pengaruh genetik pada berbagai sifat, termasuk kepribadian. Hasil studi kembar Minnesota telah mengungkapkan bahwa kembar identik lebih mirip daripada kembar fraternal atau orang yang tidak terkait dalam kecerdasan, kemampuan kepemimpinan, kecenderungan untuk mengikuti aturan, dan kecenderungan untuk menjunjung tinggi ekspektasi budaya tradisional (Bouchard, 1997; Finkel & McGue, 1997). Mereka juga lebih mirip dalam hal pengasuhan, empati, ketegasan (Neale et al., 1986);dan agresivitas (Miles & Carey, 1997). Kesamaan ini berlaku bahkan jika si kembar dibesarkan di lingkungan yang terpisah.

Studi Adopsi

Studi adopsi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tentang genetika perilaku. Studi adopsi ini dilakukan dengan membandingkan anak-anak adopsi dengan orang tua dan saudara kandung angkat dan jika memungkinkan kepada orang tua kandung mereka. Berdasarkan studi adopsi yang telah dilakukan, studi adopsi telah mengkonfirmasi tentang studi kembar yang menyatakan bahwa genetik membawa pengaruh besar untuk perkembangan kepribadian, terlepas mereka tinggal di lingkungan yang sama atau berbeda. (Hershberger et al., 1995; Loehlin et al., 1985; Loehlin dkk 1998).

 

Assessment of Personality

Pengukuran kepribadian sering kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti sebuah kelompok di mana orangnya sebagai anggotanya, misalkan Orang jawa halus, Orang Medan keras, dan sebagainya. Namun tidak hanya itu saja manusia cenderung menilai orang dari hal yang disukai dan tidak disukai. Pengukuran kepribadian terdapat 3 metode, yaitu :

a.      Metode Observasi

Dengan metode ini informasi bisa dicatat pada suatu bagan yang sudah dibakukan, seperti pada rating scale (skala rating). Menggunakan skala rating ini, Penilaian dapat dilakukan secara sistematis. Selain itu, saat interview (wawancara) terstruktur, alat pencatat seperti tape recorder atau peralatan pembantu lain akan sangat membantu.

b.     Metode Inventori

Dengan metode ini mengandalkan hasil dari observasi tadi. Pada suatu inventori berisikan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang diisi oleh subjek berdasarkan ciri-cirinya. Alat yang dapat digunakan yaitu MMPI (Minesota Multiphasic Personality Inventory)dan CPI (California Psychological Inventory). Contoh inventori digunakan di Indonesia adalah EPPS (Edwards Personal Preference Schedule).

c.      Teknik Proyektif

Teknik ini digunakan untuk mengukur kepribadian dengan asumsi dasarnya untuk mendapatkan gambaran tentang seseorang diperlukan kebebasan untuk mengekspresikan diri. Teknik ini menggunakan tes proyektif yang berupa berbentuk gambar yang ambigu. Saat berhadapan dalam hal ini, individu dapat dengan bebas untuk menafsirkan sesuka hati individu. Kemudian di dalam Teknik juga juga terdapat tes Rorschach. Tes ini memiliki sebuah rangsangan yang taraf ambiguitas yang begitu tinggi. Tes ini cukup terkenal di Indonesia.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTEMUAN 14, PSIKOLOGI UMUM II, PSYCHOLOGYCAL TERAPHY