PERTEMUAN 14, PSIKOLOGI UMUM II, PSYCHOLOGYCAL TERAPHY
TERAPI PSIKOLOGI
Menurut Ciccarelli dan White
(2011) Terapi adalah metode pengobatan yang bertujuan untuk menjadikan individu
merasa lebih baik dan berfungsi lebih efektif. Terapi dikelompokkan menjadi dua
kategori umum yaitu:
1. Psychotherapy
Psikoterapi merupakan metode pengobatan yang bertujuan untuk membuat
orang merasa lebih baik dan berfungsi lebih efektif. Psikoterapi dapat membantu
orang yang sehat secara mental dan psikologis untuk memahami diri mereka
sendiri dengan lebih baik (Goin, 2005; Wolberg, 1977; Ciccarelli dan
White,2015). Karena pemahaman tentang motif dan tindakan seseorang disebut
wawasan (insight), tindakan ini disebut terapi wawasan (insight
therapies). Sedangkan terapi yang lebih diarahkan untuk mengubah perilaku
daripada memberikan wawasan tentang alasan perilaku itu disebut terapi tindakan
(action therapy). Banyak profesional psikologis menggunakan kombinasi
metode (Insight therapies) dan (action therapy).
2. Terapi
Biomedis
Terapi biomedis menggunakan beberapa pengobatan biologis dalam bentuk
prosedur medis untuk membawa perubahan pada perilaku tidak teratur orang
tersebut. Terapi biomedis meliputi penggunaan obat-obatan, metode pembedahan, perawatan
sengatan listrik, dan teknik stimulasi non-invasif. Ketika obat-obatan
diperlukan, individu yang mendapat terapi biomedis yang tepat akan mendapat
manfaat lebih dari Psychotherapy, karena gejalanya akan terkontrol dengan lebih
baik. Selain itu, Psychotherapy, bukan pengobatan, ia akan membantu mereka
lebih memahami apa gejala gangguan mereka dan memfasilitasi penyesuaian, strategi
koping lain, dan cara proaktif untuk mengatasi gangguan atau hasil terkaitnya.
1.PSYCHOTHERAPY
A. Psychoanalysis
Terapi Psikoanalisis adalah suatu metode penyembuhan yang dilakukan
dengan cara menggali pengalaman-pengalaman yang dialami oleh klien semasa
kecilnya dan memunculkan permasalahan atau konflik intrapsikis yang tidak
disadari oleh klien menjadi kesadaran menggunakan teknik-teknik psikologis
tertentu. Tujuan dari terapi psikoanalisis adalah untuk memunculkan ke
alam sadar konflik-konflik yang berada di bawah alam sadar dan memperkuat
ego supaya dapat menerima kenyataan (Corey,2005). Freud percaya bahwa pasiennya
menggunakan pikiran bawah sadar untuk mencegah kecemasan, dan dengan
demikian, pikiran tidak akan mudah dibawa ke alam sadar. Freud merancang
teknik terapi untuk membantu pasiennya merasa lebih rileks, terbuka, dan
mampu mengeksplorasi perasaan terdalam mereka tanpa takut malu atau
ditolak. Metode ini disebut psikoanalisis, dan ini adalah terapi wawasan
yang menekankan pengungkapan konflik bawah sadar, dorongan, dan keinginan
yang diasumsikan menyebabkan emosi dan perilaku yang tidak teratur.
B. Psychoterapy Interpersonal
Psikoterapi interpersonal (IPT) adalah psikoterapi yang dikembangkan untuk mengatasi depresi. Psikoterapi ini adalah terapi wawasan yang berfokus pada hubungan individu dengan orang lain dan pengaruh antara suasana hati dan peristiwa kehidupan sehari-hari. Psikoterapi interpersonal didasarkan pada teori interpersonal dari Adolph Meyer dan Harry Stack Sullivan bersama dengan teori keterikatan John Bowlby, dan berfokus pada hubungan dan fungsi interpersonal (Bleiberg dan Markowitcz, 2008; Ciccarelli dan White, 2015).
2.HUMANISTIC THERAPY
Humanistik fokus
pada pengalaman subyektif sadar dan subjektif emosi dan perasaan diri
orang lain, serta pengalaman yang lebih langsung dalam diri mereka dan
kehidupan sehari-hari daripada pengalaman masa kecil dari masa lalu yang jauh.
Terapi humanistik menekankan pentingnya pilihan yang dibuat oleh individu dan
potensi untuk mengubah perilaku seseorang.
1. Person Centered-terapy
Person centered therapy merupakan terapi yang di kembangkan oleh Carl R.Rogers pada tahun 1942. Ia memiliki pandangan dasar tentang manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu bersifat positif, makhluk yang optimis, penuh harapan, aktif, bertanggung jawab, memiliki potensi kreatif, bebas (tidak terikat oleh belenggu masa lalu), dan berorientasi ke masa yang akan datang dan selalu berusaha untuk melakukan self fullfillment (memenuhi kebutuhan dirinya sendiri untuk bisa beraktualisasi diri).
2. Gestalt therapy
sebuah metode terapi dari Fritz Perls. Berbeda dengan peson-centered therapy, terapi gestalt sangat direktif. Ini berarti bahwa terapis gestalt benar-benar mengarahkan klien melalui sejumlah pengalaman yang direncanakan, dengan tujuan membantu klien untuk menjadi lebih sadar akan perasaan mereka sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan mereka dalam hidup, baik sekarang dan dimasa lalu.
Kelebihan
Terapi Humanistik
1. Bersifat pembentukan kepribadian, hai nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena social.
2. Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan
klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam
pergaulan antaupun masa transisisi dalam perkembangan dari remaja menjadi
dewasa.
Kekurangan
Terapi Humanistik
1. Pendekatan ini kurang sistematis pada prinsip-prinsip dan praktek
terapi.
2. Beberapa penulis eksistensialisme menggunakan konsep abstrak atau global
dan samar-samar. Sulit untuk dipegang.
3. Memiliki keterbatasan penerapan pada kasus level keberfungsian klien
yang rendah, klien yang ekstrem yang membutuhkan penanganan secara
langsung.
3.BEHAVIOR
THERAPY: LEARNING ONE’S WAY TO BETTER BEHAVIOR
Terapi
behavior adalah penerapan aneka ragam Teknik dan prosedur yang berakar pada
berbagai teori tentang belajar. Menurut Corey, behavior adalah suatu pandangan
ilmiah tentang tingkah laku manusia. Terapi Behavior adalah penerapan aneka
ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar
dengan menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada
perubahan perilaku ke arah cara yang lebih adaptif (Gerald Corey, 2013). Aktivitas
inilah yang disebut sebagai belajar.
Teknik-teknik
dalam Terapi Behavior
Menurut Gerald Corey, terdapat
11 teknik dalam terapi behavior, yakni:
1. Desensitisasi sistematik;
2. Terapi implosif;
3. Latihan asertif;
4. Terapi aversi;
Contoh aplikatifnya yaitu seseorang yang ingin berhenti merokok mungkin
pergi ke terapis yang menggunakan teknik merokok cepat, di mana klien diizinkan
merokok tetapi harus mengisap rokok setiap 5 atau 6 detik. Karena nikotin
adalah racun, merokok cepat itu menghasilkan mual dan pusing, keduanya efek
yang tidak menyenangkan.
5. Pengondisian operan;
6. Penguatan positif;
7. Pembentukan respon;
8. Penguatan intermiten;
9. Penghapusan;
10. Pencontohan;
Contoh aplikatifnya yaitu seorang model mungkin pertama-tama mendekati
seekor anjing, kemudian menyentuh anjing itu, kemudian memelihara anjing itu,
dan akhirnya memeluk anjing itu. Seorang anak atau orang dewasa yang takut pada
anjing akan menyaksikan proses ini dan kemudian didorong untuk mengulangi
langkah-langkah yang diperagakan oleh model.
11. Token economy
Kelebihan
Terapi Behavioral:
1. Pembuatan tujuan terapi antara konselor dan konseli diawal dijadikan
acuan keberhasilan proses terapi.
2. Memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu
diperbaharui
3. Waktu konseling relatif singkat
4. Kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan
dan pemilihan teknik.
Kelemahan
Terapi Behavioral:
1. Dapat mengubah perilaku tetapi tidak mengubah perasaan
2. Mengabaikan faktor relasional penting dalam terapi
3. Tidak memberikan wawasan
4. TERAPI KOGNITIF (COGNITIVE THERAPY)
Beck’s Cognitive
Therapy
Berikut beberapa pemikiran
menyimpang yang dapat menciptakan perasaan negatif dan keyakinan yang tidak
realistis pada orang (Circarelli &White, 2015).
1. Arbitrary Inference
Penyimpangan pikiran yang terjadi pada saat pengambilan suatu kesimpulan
tanpa bukti dan membuat keputusan tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Contoh aplikatifnya yaitu: “dia mau sekelompok
dengan kita karena dia ingin menumpang nama”
2. Pemikiran selektif
Penyimpangan pikiran yang hanya berfokus pada satu aspek dari suatu
situasi, meninggalkan fakta-fakta relevan lainnya yang mungkin membuat segala
sesuatu tampak negatif.
Contoh aplikatifnya yaitu: Guru Peter memuji makalahnya tetapi
berkomentar tentang perlunya memeriksa tanda baca. Peter berasumsi bahwa
makalahnya buruk dan gurunya benar-benar tidak menyukainya, mengabaikan pujian
dan komentar positif lainnya.
3. Overgeneralization
Penyimpangan pikiran yang terjadi karena seseorang menarik kesimpulan
menyeluruh dari satu insiden kemudian mengasumsikan bahwa kesimpulan tersebut
berlaku untuk bidang kehidupan yang tidak ada hubungannya dengan peristiwa
aslinya.
4. Magnification and minimization
terjadi ketika seseorang membesar-besarkan hal buruk yang terjadi
padanya dan tidak memerhatikan hal baik yang ada.
5. Personalization
terjadi
ketika seseorang merasa bertanggung jawab atas suatu kejadian atau menyalahkan
kejadian yang tidak benar-benar berhubungan dengan dirinya.
Cognitive
Behavioral Therapy (CBT)
Terapi menggunakan metode
kognitif memiliki elemen perilaku di dalamnya juga, yang mengarah ke terapi
kognitif-perilaku (CBT). CBT merupakan teori yang berfokus pada saat ini
daripada masa lalu. Sebagai bentuk terapi kognitif, CBT juga mengasumsikan
bahwa gangguan berasal dari kognitif yang tidak logis, irasional dan mengubah
pola berpikir menjadi lebih rasional, logis sehingga akan mengurangi gejala
gangguan, dan menjadikannya terapi tindakan. CBT memiliki tiga elemen dasar:
kognisi mempengaruhi perilaku, kognisi dapat diubah, perubahan perilaku dapat
dihasilkan dari perubahan kognitif (Dobson & Block, 1988 dalam Circarelli
&White, 2015).
Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT)
Salah satu bentuk CBT yang dikembangkan oleh Albert Ellis disebut dengan rational emotive behavior therapy (REBT). Dengan terapi ini, klien akan diajarkan cara untuk menguji keyakinan irasional mereka dengan pernyataan yang lebih rasional dan lebih membantu. Menurut Ellis, orang-orang menjadi tidak bahagia dan mengembangkan kebiasaan mengalahkan diri (self-defeating) karena mereka memiliki keyakinan yang salah atau tidak realistis. Para terapis yang menggunakan metode REBT akan melakukan suatu hal yang dapat mengubah keyakinan irasional dan “self-talk” yang dimiliki klien. Terapis mungkin akan langsung menyerbu logika klien, menguji pemikiran mereka, serta mengonfrontasi mereka dengan bukti yang berkebalikkan dengan apa yang mereka yakini (Coon & Mitterer, 2013).
5. TERAPI
KELOMPOK (GROUP THERAPY)
Terapi kelompok (group
therapies) merupakan sebuah alternatif dari terapi individu (di mana klien
dan terapis memiliki sesi pribadi). Terapi kelompok dilakukan dengan cara
mengumpulkan sekelompok klien dengan masalah yang sama untuk membahas masalah
mereka di bawah bimbingan seorang terapis (Yalom, 1995 dalam Ciccarelli &
White, 2015).
1. Family and Couples Therapy
Terapi keluarga dilakukan pada suatu keluarga yang semua anggotanya
mengalami permasalahan, misalnya masalah pernikahan, masalah kedisiplinan anak,
persaingan antar saudara, dan lainnya (Ciccarelli & White, 2017). Terapis
akan berusaha membantu mereka untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara
mereka. Terapi keluarga berfokus pada keluarga dilihat sebagai satu kesatuan
atau suatu sistem dengan bagian-bagian yang saling bekerja sama. Tidak ada
seorang anggota yang dipandang sebagai “masalah” karena semua anggota adalah
bagian dari masalah tersebut. Mereka mengalaminya, atau dengan tindakan yang
dilakukan maupun tidak dilakukan menyebabkan masalah tersebut terjadi. Tujuan
dari terapi keluarga adalah untuk menemukan cara interaksi dan komunikasi yang
“tidak sehat” antar anggota keluarga dan mengubahnya menjadi cara yang “lebih
sehat”. Selain itu, terapis keluarga juga dapat membantu permasalahan yang
dihadapi oleh pasangan (couples) yang memiliki komitmen dalam suatu hubungan
dengan tujuan untuk meningkatkan komunikasi, membantu pasangan tersebut untuk
memahami cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah dan tidak sepakatan
mereka, dan meningkatkan perasaan intim dan kedekatan emosional.
2. Self-help Groups
Self-help groups terbentuk dari sekelompok orang yang memiliki
permasalahan yang serupa dan tidak melibatkan terapis. Orang-orang yang
melakukan terapi jenis ini berpendapat bahwa terapis mungkin tidak dapat
merasakan apa yang mereka rasakan karena tidak mengalami kejadian yang mereka
alami, sehingga mereka meyakini orang-orang dengan permasalahan yang sama dapat
lebih memahami dan membantu mereka. Kelebihan dari self-help groups adalah
anggotanya dapat dengan bebas menyatakan perasaan mereka dan memberi dukungan
sosial serta emosional. Dalam kelompok ini, tidak terdapat seorang ketua,
melainkan orang yang secara sukarela untuk memimpin jalannya pertemuan mereka
(Ciccarelli & White, 2017).
6. KEEFEKTIFAN
PSIKOTERAPI
Psikoterapi merupakan metode
pengobatan yang menggunakan perangkat psikologis untuk menyelesaikan masalah
yang timbul dari kehidupan emosional, di mana para ahli dengan sengaja menjalin
hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan untuk menghilangkan,
mengubah atau mengurangi gejala yang ada. Lalu peningkatan mediasi pola perilaku
gelisah, dan meningkatkan pertumbuhan dan mengembangkan kepribadian yang
positif.(Lewis R. Wolberg, 1977). Psikoterapi lebih efektif daripada pengobatan
lain karna ini berada di antara 75% dan 90% orang yang menerima terapi merasa
itu telah membantu mereka. Semakin lama seseorang bertahan dalam terapi, maka
semakin besar pula peningkatannya. Psikoterapi bekerja sama halnya dengan
obat-obatan. Beberapa jenis psikoterapi lebih efektif untuk mengatasi jenis
masalah tertentu, tetapi tidak semua metode psikoterapi yang efektif untuk
semua masalah. Terapi yang efektif harus disesuaikan dengan klien tertentu dan
masalah tertentu.
7. TERAPI
BIOMEDIK (BIOMEDICAL THERAPY)
1. Pharmacotherapy
"Farmakoterapi" mengacu pada penggunaan obat-obatan dalam
pengobatan biomedis. Pengobatan terbagi dalam beberapa kelas: antipsikotik,
antidepresan, dan hipnoanxiolytics. Secara umum, efektivitas pengobatan
mencapai 80%, tetapi beberapa obat juga mengandung efek samping yang serius. Setelah
pengobatan dihentikan, gejala sering kembali. Namun, penggunaan jangka panjang
dapat menyebabkan masalah lain. Jenis dan kelas obat yang berbeda diresepkan
untuk gangguan yang berbeda. Orang yang depresi mungkin diberi antidepresan,
penderita bipolar mungkin diberi penstabil suasana hati, dan penderita
skizofrenia mungkin diberi antipsikotik. Obat-obatan ini mengobati gejala
gangguan psikologis; mereka dapat membantu orang merasa lebih baik sehingga
mereka dapat berfungsi setiap hari, tetapi mereka tidak menyembuhkan gangguan
tersebut. Beberapa orang mungkin hanya perlu minum obat psikotropika untuk
waktu yang singkat. Orang lain, dengan gangguan parah seperti gangguan bipolar
atau skizofrenia, mungkin perlu minum obat psikotropika terus menerus untuk
manajemen gejala yang efektif.
2. Electroconvulsive Therapy
Banyak orang baik terkejut saat mengetahui bahwa terapi elektrokonvulsif
(ECT) memang benar masih digunakan untuk mengobati kasus depresi berat. ECT
melibatkan pengiriman listrik syok di salah satu sisi atau kedua sisi kepala
seseorang, mengakibatkan kejang pada tubuh dan pelepasan neurotransmiter di
otak (American Komite Asosiasi Psikiatri [APA] tentang Terapi Elektrokonvulsif,
2001). Hasilnya adalah suasana hati yang hampir membaik, dan ECT digunakan
tidak hanya dalam kasus depresi berat yang tidak menanggapi perawatan obat atau
psikoterapi, atau di mana efek samping pengobatan tidak dapat diterima, tetapi
juga dalam beberapa pengobatan gangguan parah lainnya, seperti skizofrenia dan
mania parah, yang tidak merespons pengobatan alternatif (APA Committee on
Electroconvulsive Therapy, 2001; Pompili et al., 2013).
3. Psychosurgery
Sama seperti operasi yang melibatkan pemotongan ke dalam tubuh,
psikosurgeri melibatkan pemotongan otak untuk mengangkat atau menghancurkan
jaringan otak untuk tujuan meredakan gejala gangguan jiwa. Salah satu teknik
psikosurgis paling awal dan paling terkenal adalah lobotomi prefrontal, di mana
hubungan korteks prefrontal ke area otak yang lain terputus. Lobotomi
dikembangkan pada tahun 1935 oleh ahli saraf Portugis Dr. Antonio Egas Moniz,
yang dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran atas kontribusinya pada
bedah psikis (Cosgrove & Rauch, 1995; Freeman & Watts, 1937). Walter
Freeman dan James W. Watts memodifikasi teknik Moniz dan mengembangkan Prosedur
yang disebut lobotomi transorbital, di mana alat yang menyerupai pemecah es,
disebut leucotome, dimasukkan melalui bagian belakang rongga mata dan ke dalam
otak untuk memutuskan serat otak. Teknik inilah yang menjadi banyak digunakan,
dan sayangnya kadang-kadang digunakan secara berlebihan, dalam upaya
meringankan begitu banyak orang yang menderita penyakit mental.
Komentar
Posting Komentar