PERTEMUAN 4, PSIKOLOGI UMUM 2. LEARNING (BELAJAR)
BELAJAR (LEARNING)
1.Pengertian
Learning
Belajar adalah tingkah laku yang berubah bersifat relatif permanen
diakibatkan oleh suatu kegiatan atau pengalaman. "Relatif permanen"
di sini mengacu bahwa bila seseorang merekam sesuatu yang mereka pelajari, maka
mengakibatkan perubahan pada fisik otaknya tersebut. Kegiatan ini sebenarnya
merupakan proses dalam mengingat, karena tanpa adanya kemampuan untuk mengingat
apa yang terjadi, orang tersebut tidak akan mempelajari apapun. Penelitian
menunjukkan bahwa kemungkinan ada bentuk fisik ingatan dari apa yang orang
tersebut pelajari walaupun tidak ada bukti konklusifnya.(White & Ciccareli,
2015).
2. Classical Conditioning
Ilmuan yang melakukan penelitian mengenai classical
conditioning yaitu Dr. Ivan Pavlov. Dr. Ivan Pavlov adalah ahli fisiologi
asal Rusia. Penelitiannya dilakukan pada hewan yaitu pada anjing. Menurut
Ivan Pavlov classical conditioning adalah suatu metode pembelajaran di mana
suatu rangsangan tak terkondisikan diasosiasikan dengan rangsangan
terkondisikan yang kemudian menghasilkan respons tertentu. (White &
Ciccareli, 2015)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pavlov tersebut terdapat tiga
tahapan yaitu :
1. Before Conditioning (Sebelum memahami), dalam tahapan ini bunyi dari
bel yang dipercepat oleh orang (Neutral Stimulus) tidak memberikan pengaruh
atau respon terhadap anjing. Namun disaat anjing melihat makanan
(Unconditioned Stimulus (UCS)), maka anjing secara langsung atau otomatis
mengeluarkan Saliva atau air liur nya (Unconditioned Response (UCR).
2. During Conditioning (dalam proses memahami) , dalam tahapan ini bel
dibunyikan sebelum makanan ditunjukan kepada anjing (Unconditioned Stimulus
(UCS)), di tahapan ini anjing memberikan respon yaitu dengan mengeluarkan
saliva atau air liur (Unconditioned Response (UCR)). Tahapan ini akan diulang
berulang kali.
3. After Conditioning (Setelah memahami), dalam tahapan ini bunyi dari
bel akan (Conditined Stimulus) memberikan pengaruh atau respon terhadap anjing
yang secara otomatis akan mengeluarkan saliva atau air liur setelah anjing
tersebut mendengar bunyi bel (Conditioned Response).
Konsep Classical Conditioning
1.Extinction
Adalah
proses menghilangnya atau melemahnya Conditional Respond akibat
diberikannya conditional stimulus tanpa adanya unconditional stimulus
berulang kali hasil conditional stimulus berubah kembali menjadi neutral
stimulus yang tidak akan memberikan respon apapun.
Contoh
aplikatifnya pada anjing ketika kita melatih anjing dengan melakukan pemberian
stimulus berupa lonceng bel dan anjing akan datang menghampiri kita karena anjing
mengira itu pertanda waktu makan. Nah kejadian itu terus berulang-ulang, maka ketika
kita membunyikan bel spontan anjing akan mengeluarkan salivanya karena mengira
akan diberikan makan.
2.Stimulus generalizationa
Adalah
kecenderungan untuk merespons rangsangan yang mirip dengan rangsangan awal saat
conditioning.
Contoh
aplikatif sederhananya yaitu seorang anak yang pernah digigit oleh lebah
sehingga di kemudian hari lebah akan menjadi conditioned stimulus bagi anak
tersebut dikarenakan adanya stimulus generalization anak tersebut menjadi
takut juga dengan serangga lainnya walaupun serangga lainnya itu bukan lebah.
3. Stimulus Diskriminasi
Ialah
kecenderungan untuk merespons rangsangan yang berbeda dengan cara yang berbeda
pula.
Contoh
aplikatifnya, anak yang takut dengan lebah tadi dihadapkan dengan capung.
Awalnya ia merasa takut (karena dipengaruhi stimulus generalization)
tetapi lama kelamaan ia tidak takut lagi dan memutuskan untuk memegangnya.
Operant Conditioning
Operant Conditioning adalah
teori mempelajari tentang hubungan tingkah laku dengan konsekuensi yang akan
dihasilkan. Menurut Edward L. Thorndike, dalam teori ini berlaku Law of Effect.
Respon atau tingkah laku yang dihasilkan mengarah pada konsekuensi yang
menyenangkan akan cenderung diperkuat.
Nah perlu diketahui bahwa B.
F. Skinner ialah seorang tokoh yang sangat mempengaruhi teori operant
conditioning. Dengan pengetahuan dan ilmu yang Skinner miliki mengenai
classical conditioning, ia menemukan sebuah hal penting dari penemuan
Thorndike, yakni kunci operant conditioning adalah efek dari konsekuensi yang
didapat dari tingkah laku (White & Ciccarelli, 2015).
Berdasarkan eksperimen yang
dilakukan Skinner, nah ia menemukan atau mendapatkan hasil mengenai penguatan
(Reinforcement). Penguatan ialah proses yang disebabkan stimulus yang
meningkatkan probabilitas terjadinya perilaku yang berulang.
Skinner membagi penguatan menjadi dua bagian, yakni:
1)
Penguatan Positif
Merupakan Prinsip meningkatkan probabilitas terjadinya perilaku dengan
menambahkan stimulus yang mendukung (rewarding).
Contoh aplikatif sederhananya yaitu ketika ada teman kita yang
memenangkan suatu lomba, nah lalu kita memberikan pujian terhadap berprestasi
yang didapatkan teman kita ini, sehingga setelah kita beri pujian tersebut dia
akan terus menetapkan atau mempertahankan prestasinya.
2)
Penguatan Negatif
Prinsip meningkatkan probabilitas terjadinya perilaku dengan mengurangi
stimulus yang merugikan.
Contoh aplikatif sederhananya seperti ketika kita ada bekas luka bakar,
untuk menghilangkan bekas luka tersebut , kita menggunakan obat yang
kemudian menjadi kebiasaan sampai bekas luka itu berkurang.
Cognitive
Learning Theory
Nah ada 3 tokoh penting dalam perkembangan teori ini yaitu :
1. Edward Tolman
Teori utama
dari Edward Tolman yaitu Latent (hidden) learning. Pembelajaran yang terpendam,
hal ini dibuktikan oleh Tolman melaluipenelitiannya kepada tiga kelompok tikus.
Pada kelompok pertama setiap hari saatberhasil menemukan jalan keluar akan
diberi reward berupa makanan, pada kelompok kedua tidak di beri makan sampai
pada hari ke-10, dan kelompok terakhir tidak diberi reward sama sekali. Pada
hari-hari awal sebelum kelompokkedua diberi reward hasil penelitian menunjukkan
bahwasanya kelompok pertama selalu berhasil lebih awal dalam menyelesaikan
misinya untuk keluar dari labirin.
2. Wolfgang Kohler
Dari hasil
penelitiannya Wolfgang Kohler mengemukakan tentang “insight” yang didapatkan
melalui percobaan dengan simpanse. Dari hasil penelitiannya terhadap simpanse
tersebut maka Menurut Kohler (dalam White & Ciccarelli, 2015) wawasan tidak
dapat diperoleh melalui pembelajaran coba-coba saja tetapi membutuhkan
penyatuan antar elemen masalah.
3. Seligman
memperluas konsep dan mengusulkan bahwa perilak
depresif adalah bentuk ketidakberdayaan yang dipelajari. Menurut Alloy
&lements (dalam White & Ciccarelli, 2015) Orang yang mengalami depresi
mungkin telah mempelajari pengalaman mereka dan tidak memiliki kendaliatas apa
yang terjadi. Penelitian Maier tadi juga memiliki implikasi pada hal ini
terutama pada komponen yang diperlukan untuk mempelajari cara rileks dan
menunjukkan control.
Contoh aplikatifnya yaitu ketika kita berada pada tempat yang sepi lalu
kita di begal oleh orang lain, kita bukan tidak bisa melindungi diri dari
mereka tapi kita hanya saja tidak bisa melawan kekuatan mereka yang lebih kuat
dari kita
OBSERVATIONAL LEARNING
adalah proses pembelajaran yang dilakukan seseorang
dengan cara mengamati dan melihat proses pembelajaran seseorang lalu mereka
akan meniru dan mencontoh perilaku yang dilakukan oleh orang lain tesebut.
Ada hal-hal yang akan dijadikan pertimbangan
bagi individu untuk mau mengikuti apa yang telah diobservasinya dari orang
lain, ada empat hal sebagai berikut:
1) 1. Memperhatikan, dengan memperhatikan dengan seksama kita dapat melihat bagaimana cara dan Langkah yang dilakukan dalam mengerjakan sesuatu secara detail.
2 Ingatan, dengan proses berpikir tingkat tinggi perilaku yang sudah diperhatikan tadi akan disimpan dalam bentuk memori. Saat hendak menirukan perilaku tersebut maka memori tersebut akan dipanggil Kembali menjadi sebuah ingatan. Barulah kemudian individu dapat menirukan perilaku yang baru saja dipelajarinya.
3) 3. Menirukan
apa yang telah dilakukan model dengan tepat.
4) 4. Punya
motivasi atau menginginkan untuk meniru dan melakukan perilaku tersebut.
Komentar
Posting Komentar