PERTEMUAN 2 PSIKOLOGI UMUM 2, PERSPEKTIF BIOLOGIS DALAM PSIKOLOGIS
Perspektif Biologis Dalam
Psikologis
A. Neuron
dan Saraf
sel yang berperan dalam
pembentuk jaringan saraf yaitu neuron (sel saraf) dan sel penunjang
(neuroglia/sel glia).
Neuron merupakan salah satu
pembawa pesan tubuh yang berarti mereka memiliki struktur yang sangat
khusus.Neuron merupakan bagian terbesar dari otak tetapi bukan satu-satunya sel
yang mempengaruhi pemikiran, pembelajaran, ingatan, persepsi kita, dan semua
aspek yang berhubungan dengan kehidupan lainnya. Sel saraf (neuron) berfungsi
mengantarkan dan memproses informasi, serta menjalankan fungsi sistem
saraf seperti mengingat, berfikir, dan mengontrol semua aktivitas tubuh.
Neuron terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
1. Dendrit
Dendrit melekat pada tubuh sel atau soma, yang merupakan bagian dari sel yang mengandung nukleus dan membuat seluruh sel tetap hidup dan berfungsi. Dendrit bertugas sebagai penerima informasi atau rangsangan dari sel lain (Cicarelli & White, 2017).
2.Akson
Akson berfungsi sebagai
penghantar informasi atau rangsangan dari badan sel ke neuron atau sel lain
(Cicarelli & White, 2017).Akhir dari cabang akson keluar menjadi beberapa
serat yang lebih pendek yang memiliki pembengkakan atau sedikit tombol di
ujungnya disebut terminal akson (juga dapat disebut terminal prasinaps, tombol
terminal, atau tombol sinaptik), yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi
dengan sel saraf lainnya.
3. Badan sel (soma cell)
Badan sel berfungsi untuk
mempertahankan keberlangsungan sel dan neuron (Cicarelli & White,
2017).
Berdasarkan strukturnya,
neuron digolongkan menjadi empat jenis yaitu anaxonik, unipolar, bipolar, dan
multipolar. Berdasarkan peran fungsionalnya, neuron digolongkan menjadi neuron
motoris, neuron sensoris, dan interneuron (Haryanto, 2010). Neuron motoris
(eferen) mengendalikan organ efektor seperti serat otot, kelenjar eksokrin, dan
endokrin. Neuron sensoris (aferen) terlibat dalam penerimaan rangsang sensoris
dari lingkungan, dan dalam tubuh. Sedangkan, interneuron berfungsi sebagai
penghubung antar neuron.
Ujung neuron yang satu tidak
dapat saling bersentuhan dengan ujung neuron lainnya (Wade & Tavris, 2007).
Neuron-neuron tersebut dipisahkan oleh celah sinapsis, yaitu suatu terinal
dimanaujung sebuah neuron hampir bersentuhan dengan dendrit atau tubuh sel
neuron lainnya. Tempat berlangsungnya impuls saraf dari sebuah sel saraf ke sel
saraf lain disebut dengan sinapsis, sinapsis terdiri dari terminal akson, celah
sinapsis, dan tempat reseptor di membran penerima.
Selain neuron, terdapat juga
sel primer lainnya yang mendukung sistem saraf manusia, yaitu sel glia. Sel
glia berfungsi untuk memperkuat dan
menutrisi neuron serta
memproduksi selubung mielin yang melindungi akson (Cicarelli & White,
2017). Terdapat dua jenis sel glia, yaitu oligodendrocytes yang
menghasilkan selubung mielin pada otak dan sumsum tulang belakang serta
sel schwann yang menghasilkan selubung mielin pada sistem saraf tepi.
Ada dua jenis khusus sel glia,
yang menghasilkan mielin atau zat lemak, yaitu:
a. Oligodendrosit
Oligodendrosit menghasilkan
mielin untuk neuron di otak dansumsum tulang belakang (sistem saraf pusat).
b. Sel Schwann.
Sel Schwann menghasilkan
myelin untuk neuron tubuh (sistem saraf tepi).
Cara komunikasi glia dan
neuron adalah dengan mengirim neurotransmitter melalui sinapsis (Haryanto,
2010). Neurotransmitter adalah zat kimia yang dilepaskan oleh neuron
pengantar yang terletak di sinapsis, dan mengubah aktivitas neuron
penerima.Neurotransmitter terdapat di otak, saraf tulang belakang, saraf perifer,
dan beberapa kelenjar Wade & Tavris, 2007). Suasana hati, ingatan, dan
emosi dapat dipengaruhi melalui efek yang ditimbulkan oleh zat-zat
tersebut. Beberapa contoh neurotransmitter yaitu serotonin, dopamin,
asetilkolin, norepinefrin, gamma-aminobutyric acid, glutamat yang memiliki
efek berbeda terhadap tubuh.
B. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan
tempat pengaturan informasi utama dan mengendalikan seluruh aktivitas tubuh.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Otak berada dalam kavitas kranii dan sumsun tulang belakang
berada dalam canalis spinalis. Kedua organ ini sangat penting sehingga
dibutuhkan perlindungan yang sangat baik. Otak dan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh selaput meningia yang menghasilkan cairan serebrospiral
yang berperan dalam memperkecil getaran dan tekanan yang dapat mengganggu
sistem saraf pusat. Saraf pusat dikelilingi oleh sel glia, dimana neuron
akson yang berperan sebagai penghubung adalah bagian fungsional pada susunan
saraf pusat (Bahrudin, 2013).
1. Otak
Otak merupakan sebuah organ
yang tersusun dan terspesialisasi secara kompleks. Otak mendapatkan impuls yang
bersumber dari 12 pasang saraf kranial dan sumsum tulang belakang. Otak
manusia terdiri atas 3 bagian utama, yaitu otak besar, otak tengah, dan
otak belakang. Pada otak manusia terdapat hemisfer (belahan) kiri dan kanan.
Pada hemisfer kiri berperan dalam mengendalikan kerja organ bagian kanan
yang berperan aktif dalam bidang seni dan kreatifitas, sedangkan hemisfer
bagian kanan berperan dalam mengurus kerja organ bagian kiri dalam
berkomunikasi, bahasa, dan berpikir yang dikarenakan adanya pindah silang jalur
spinal.
a. Otak Besar
Otak besar merupakan pusat
pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar mengandung cairan
serebrospinal yang menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, berada di
sekelilingnya, serta berguna untuk memberi makanan pada otak serta melindungi
otak dari goncangan. Otak besar merupakan pusat saraf utama karena memiliki
fungsi yang sangat penting dalam mengatur semua aktivitas tubuh, dimana secara
terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda.
b. Otak Kecil
Otak kecil merupakan bagian
dari otak yang berperan sebagai pengatur sikap dan posisi tubuh, keseimbangan,
serta koordinasi gerakanotot yang terjadi secara sadar. Dengan kata lain, otak
kecil merupakan pusat keseimbangan tubuh seseorang. Jika bagian otak kecil
seseorang terluka atau cidera, maka orang tersebut akan kehilangan keseimbangan
tubuh, kehilangan kemampuan berbicara, serta mempengaruhi kemampuannya dalam
bergerak.
2. Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang adalah
kumpulan serabut saraf dan sel yang memanjang dari bagian bawah otak hingga
punggung bagian bawah. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai penyalur sinyal
dari otak ke seluruh tubuh. Selain itu, sumsum tulang belakang juga berperan
sebagai pusat koordinasi tindakan refleks tubuh yang tidak bergantung kepada
otak.
Sumsum tulang belakang terdiri
dari dua lapis, yaitu lapisan luar yang berwarna putih, dan lapisan dalam yang
berwarna kelabu (Chamidah,2013). Lapisan luar mengandung serabut saraf, dan
bagian dalam mengandung badan saraf. Dalam sumsum tulang belakang terdapat
saraf sensorik, saraf motorik, serta saraf penghubung. Berfungsi sebagai pusat
yang mengatur gerak refleks tubuh serta menghantarkan impuls dari otak dan ke
otak (Khafinuddin, 2012). Selanjutnya terdapat sumsum lanjutan yang berfungsi
sebagai pengatur suhu tubuh, pengendali muntah, serta berfungsi sebagai pusat
pernapasan.
Ruas-ruas tulang belakang yang
melindungi sumsum tulang belakang terdiri atas:
1) Vertebra servikalis (ruas tulang leher) yang
berjumlah 7 buah dan membentuk daerah tengkuk.
2) Vertebra torakalis (ruas tulang punggung) yang
berjumlah 12 buah dan membentuk bagian belakang torax atau dada.
3) Vertebra lumbalis (ruas tulang pinggang) yang
berjumlah 5 buah dan membentuk daerah lumbal atau pinggang.
4) Vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) yang
berjumlah 5 buah dan membentuk sakrum (tulang kelangkang).
5) Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang
berjumlah 4 buah dan membentuk tulang koksigeus (tulang tungging).
C.Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi adalah
sistem saraf yang memungkinkan organ tubuh, seperti kulit, mata, telinga, dan
hidung untuk berkomunikasi dengan otak dan sumsum tulang belakang serta memberi
wewenang kepada otak dan sumsum tulang belakang untuk mengontrol otot dan kelenjar
tubuh (Cicarelli & White, 2017). Sistem saraf tepi terdiri atas dua bagian,
yaitu:
1. Sistem Saraf Sadar (Somatik)
Sistem saraf sadar berfungsi
dalam meneruskan informasi dari reseptor ke sistem saraf pusat (sensorik) dan
meneruskannya ke semua otot tubuh (motorik) (Cicarelli & White, 2017).
Sistem saraf sadar bekerja secara sadar dan kemauan kita, seperti ketika kita
menulis, makan, dan berbicara.
Sistem saraf somatic ini
berisi dua jenis neuron utama:
a. Neuron motorik
Juga disebut neuron eferen,
neuron motorikmembawa informasi dari otak dan sumsum tulang belakang ke serat
otot di seluruh tubuh. Neuron motorik ini memungkinkan kita melakukan tindakan
fisik sebagai respons terhadap rangsangan di lingkungan.
b. Neuron sensorik,
Juga disebut neuron aferen,
neuron sensorikmembawa informasi dari saraf di seluruh tubuh ke sistem saraf
pusat. Neuron sensorik inilah yang memungkinkan kita untuk mengambil informasi
sensorik dan mengirimkannya ke otak dan sumsum tulang belakang.
2. Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)
Sistem
saraf tidak sadar berfungsi dalam mengatur organ-organ dalam secara tidak
sadar, seperti jantung, pembuluh darah, ke lenjar, dan paru-paru (Feldman,
2011). Sistem saraf tidak sadar mengontrol denyut jantung, perubahan pupil
mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Saraf tidak
sadar terbagi atas dua, yaitu:
1) Saraf Simpatik
Saraf simpatik terletak di
depan ruas tulang belakang dan berfungsi dalam mempersiapkan tubuh menghadapi
situasi darurat atau stres (Cicarelli & White, 2017; Feldman, 2011). Saraf
simpatik dapat berfungsi sebagai penghambat, seperti menghambat aktivitas
pencernaan, ereksi, dan kontraksi kantung seni. Adapun fungsi yang memacu,
yaitu melebarkan pupil, memperbesar bronkus, mempercepat detak jantung, dan
meningkatkan tekanan darah.
2) Saraf Parasimpatik
Saraf parasimpatik terletak di
atas dan bawah tulang belakang dan berfungsi dalam menenangkan tubuh setelah
menghadapi situasi darurat (Cicarelli & White, 2017; Feldman, 2011). Saraf
parasimpatik berfungsi dalam memperkecil pupil, memperkecil bronkus,
mempercepat aktivitas pencernaan, merangsang ereksi, mempercepat kontraksi
kantung seni, memperlambat detak jantung, dan melebarkan pembuluh darah.
D. Struktur dan bagian Otak
Sistem syaraf manusia mulai
terbentuk sejak masih menjadi embrio dan mulai terbentuk sebagai pembuluh
(King, 2010). Dan ketika janin berusia sekitar tiga minggu, jaringan pembuluh
tersebut terbagi ke dalam sekumpulan neuron. Sekumpulan neuron inilah yang
kemudian hari berkembang menjadi tiga bagian otak: otak belakang yang termasuk
pons, otak kecil dan medula; otak tengah yang memiliki fungsi sensorik dan
motorik; dan otak depan yang termasuk sistem limbik, ganglia basal dan korteks
(Cicarelli & White, 2017).
A. Otak Belakang
Bagian ini merupakan bagian bawah otak yang terletak pada bagian belakang.
Pada otak belakang atau hindbrain, terdapat medula yang terdapat pada bagian
atas tulang belakang di bagian paling belakang otak. Medula berfungsi untuk
mengatur fungsi vital seperti detak jantung dan pernapasan. Medula juga
berfungsi untuk mengatur refleks. Kemudian ada pons yang terletak tepat di atas
medula dan berfungsi untuk menghubungkan sereblum dan batang otak.
Karena pons, medula dan bagian otak belakang lainnya yang berbentuk
seperti batang, jadilah kesatuan ini disebut sebagai batang otak. Batang otak
berhubungan langsung dengan tulang rusuk dan sumsum tulang belakang. Sereblum
atau otak kecil terdapat pada bagian belakang otak dan memiliki peran dalam
koordinasi motorik di mana ia dapat menggerakkan kaki dan tangan (Cicarelli
& White, 2017).
B. Otak Tengah
Area ini dipenuhi dengan serabut saraf yang berfungsi untuk
menghubungkan otak bagian atas dan otak bagian bawah (King, 2010). Lebih
terkhusus, bagian ini mengirimkan informasi antara telinga dan mata dengan
otak. Otak tengah memiliki sistem yang disebut formasi retikuler yang tersebar
dan berfungsi dalam mengatur kondisi yang berpola seperti berjalan (Cicarelli
& White, 2017).
C. Otak Depan
Otak depan manusia membantu manusia dalam berpikir. Bagian inilah yang
membedakan antara manusia dan hewan lainnya seperti simpanse, tikus, dan
lain-lain. Otak depan dari hewan-hewan ini memiliki persentase yang lebih kecil
dari manusia (King, 2010). Otak depan mencakup dua belahan otak (Cicarelli
& White, 2017). Bagian ini terdiri dari ganglia basis, talamus,
hipotalamus, korteks serebrum, dan sistem limbik (King, 2010).
1. Limbic system
Thalamus
Thalamus
merupakan suatu ruangan yang berada tepat di tengahotak. Thalamus berfungsi
sebagai “penyeleksi” dari berbagai informasi sensori yang kemudian akan di
teruskann ke orteks yang akan memproses informasi tersebut lebih lanjut.
Hippocampus
Hippocampus
dinamakan seperti itu karena bentuknnya yang dipercaya menyerupai kuda laut.
Hippocampus terletak pada bagian tengah pada kedua sisi otak. Ia berperan
penting dalam menyusun memori jangka panjang.
Hypothalamus
Hypothalamus
adalah bagian kecil yang terletak sedikit didepan dari thalamus. Bagian kecil
ini tak kalah penting karena tugasnya yaitu
suhu tubuh, rasa lapar dan
haus, tidur dan bangun, kegiatan seksual, dan emosi.
Amigdala
Amigdala
berlokasi di dalam otak dan berbentuk oval. Amigdala berfungsi dalam proses
diferensiasi dari hal-hal penting dalam hidup, seperti lawan sosial, pasangan,
dan juga makanan yang sesuai.
2.Ganglia Basalis
Ganglia basalis merupakan sekelompok neuron besar yang terletak di atas
talamus dan di bawah korteks serebrum (King, 2010). Dalam mengendalikan gerakan
sadar, ganglia basalis tidaklah sendiri, melainkan di bantu oleh serebelum dan
korteks sereberum. Bagianini juga sangat membantu individu dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari.
3) Korteks Serebrum
Korteks serebrum merupakan bagian paling terakhir
dalam perkembangan otak dalam skema evolusi. Bagian ini terdapat pada
lapisan terluar dari otak (King, 2010). Korteks serebrum berfungsi dalam
proses berpikir dan melakukan proses perencanaan. Permukaan dari korteks
serebrum terbagi ke dalam dua belahan yang disebut hemisfer. Kedua bagian
hemisfer terhubung dengan satu ikatan besar yang disebut korpus kalosum. Setiap
kali indra penglihatan kita menerima informasi dari mata sebelah kiri, maka
informasi itu akan dikirim menuju hemisfer kanan dan begitu pula sebaliknya
(King, 2010). Hemisfer kiri berperan dalam pemrosesan bahasa, tetapi tidak
seluruh pemrosesan bahasa terjadi di hemisfer kiri. Selain itu, hemisfer kiri
juga berperan dalam mengenali kata-kata, memahami pembentukan frasa, kalimat
dan tata bahasa, sementara hemisfer kanan tidak (King, 2010). Sedangkan
hemisfer kanan tidak memiliki peran banyak dalam kemampuan verbal, akan tetapi
ia memiliki peran dalam pengenalan kata terutama pada kata yang sulit. Apabila
terdapat kerusakan pada hemisfer kiri, maka hemisfer kanan dapat membantu dalam
hal mengenali intonasi suara
serta memahami melodi. Masing-masing hemisfer terdiri atas empat bagian
lobus, yaitu:
a) Lobus Okspital
Lobus okspital terdapat pada bagian belakang
tempurung tengkorak. Bagian ini berfungsi dalam memberikan respons
terhadap stimulus visual seperti gerakan, bentuk, dan warna (King, 2010).
b) Lobus Temporal
Bagian ini terletak di atas telinga dan berperan dalam
pemrosesan bahasa, memori, dan dalam proses mendengar individu (king,
2010).
c) Lobus Frontal
Lobus frontal terletak di belakang dahi dan
berperan dalam kecerdasan, kepribadian, dan juga mengontrol otot-otot
sadar (King, 2010). Kerusakan pada bagian ini dapat mempengaruhi
kepribadian individu. Pada lobus frontal terdapat korteks prafrontal yang
berfungsi dalam kognitif, seperti saat melakukan penalaran, kontrol diri serta
pada saat melakukan perencanaan.
d) Lobus Parietal
Bagian ini terdapat di atas otak menuju ke belakang kepala dan berperan
penting dalam pengenalan lokasi, spasial, dan kontrol motorik (King,
2010). Contoh dari tugas lobus pariental adalah untuk memperkirakan jarak
antara tempat individu berada dan tujuan individu akan berpindah.
E. Hubungan Kimiawi: Kelenjar Endokrin
Dikatakan sebagai hubungan kimiawi karena kelenjar
endokrin merupakan sekelompok sel yang
berfungsi mensekresikan senyawa kimia (hormon) dan yang distribusikan melalui
peredaran darah menuju sel/jaringan/organ yang memerlukan (target),
biasanya letak organ target/sasaran cukup jauh dari tempat sekresinya sehingga
memiliki aksi yang lebih lambat. Kelenjar endokrin memproduksi hormon
hanya saat dibutuhkan, dalam jumlah sedikit, namun mempunyai dampak
respon yang luas. Hormon yang diproduksi bertindak sebagai pembawa pesan
kimiawi untuk dibawa ke organ sasaran dan menerjemahkan pesan yang didapat pada
organ tersebut (Nugroho, 2016; Atkinson, dkk, 2006).
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang
mengeluarkan senyawa kimia yang disebut sebagai hormon yang diangkut ke seluruh
tubuh oleh aliran darah untuk mengatur dan mengendalikan aktivitas internal
seperti sel, jaringan, maupun organ, serta perilaku yang terlihat (Cicarelli
& White,2017). Hormon tersebut diantarkan oleh darah langsung menuju
sel-sel target seperti jantung, pankreas, dan organ seks. Senyawa kimia ini
sama pentingnya dengan sistem saraf bagi pengintegrasian aktivitas
organisme. Kelenjar endokrin mengeluarkan hormon yang dapat mempengaruhi
perilaku dan emosi manusia.
Contoh aplikatif
1. Otak depan terdiri dari 2 bagian yaitu ada Limbic system di bagian
Limbic system terdapat area Hypothalamus. Ketika kita merasakan suhu tubuh kita
panas atau dingin, rasa lapar dan haus, hal ini dapat kita rasakan karena
adanya Hypothalamus yang berperan pada tubuh kita.
2. Sereblum atau otak kecil terdapat pada bagian belakang otak kita
memiliki peran dalam koordinasi motorik di mana ialah yang dapat
menggerakkan kaki dan tangan kita. Sehingga sereblum memiliki peran yang
penting untuk kehidupan kita.
3. Di depan ruas tulang belakang terdapat saraf simpatik yang
mana memiliki peran yang penting bagi tubuh kita yaitu untuk mempersiapkan
tubuh menghadapi situasi darurat atau stress yang kita alami.

Komentar
Posting Komentar