PERT 3 PSIKOLOGI UMUM II. SENSASI DAN PERSEPSI
Sensasi & Persepsi
Sensasi
Sensasi
adalah aktifnya reseptor khusus di berbagai organ indera yang ada pada tubuh
manusia. Contohnya adalah mata, telinga, hidung, kulit, dan pengecap yang
diaktifkan dalam proses sensasi, sehingga memungkinkan berbagai bentuk
rangsangan dari luar menjadi sinyal saraf di otak. Proses mengubah rangsangan
luar seperti cahaya, menjadi aktivitas saraf disebut transduksi.
(Ciccarelli & White, 2012). Atau dapat juga sensasi diartikan sebagai
sebuah aspek kesadaran yang sangat sederhana sebagai hasil dari indera manusia.
Contoh aplikatif yang
sederhana yaitu kita merasakan harum saat mencium minyak wangi.
Reseptor sensorik adalah
bentuk khusus neuron, sel yang membentuk sistem saraf. sel reseptor ini
distimulasi oleh berbagai jenis energy, misalnya, reseptor di mata
dirangsang oleh cahaya, sedangkan reseptor di telinga diaktifkan oleh
getaran. Setiap jenis reseptor mentransduksi informasi fisik menjadi
informasi listrik dengan cara yang berbeda, yang kemudian akan mendepolarisasi
(menetralkan) atau membuat hiperpolarisasi sel, menyebabkan itu menembak lebih
banyak atau lebih sedikit api berdasarkan waktu dan intensitas informasi yang
dideteksi dari lingkungan (Gardner &Johnson , 2013).
Habituasi dan Adaptasi Sensorik
Habituasi
adalah kecenderungan otak untuk berhenti memperhatikan konstan, tidak berubah
informasi, sedangkan adaptasi sensorik adalah kecenderungan sensoris sel
reseptor menjadi kurang responsif menjadi stimulus yang tidak berubah
(Ciccarelli & White, 2012). Beberapa pusat bawah otak menyaring rangsangan
sensorik dan "mengabaikan" atau mencegah perhatian sadar terhadap
rangsangan yang tidak berubah. Otak terutama tertarik pada perubahan
informasi.
Contoh aplikatitnya yaitu pada
saat memakai baju, kita tidak akan merespon bahwasanya kita memakai baju,
kecuali ketika diingatkan. Atau contoh lainnya adalah bernafas.
Adaptasi
sensorik adalah proses lain di mana informasi yang konstan dan tidak berubah
dari reseptor sensorik diabaikan secara efektif. reseptor sensorik masih
merespons rangsangan tetapi pusat bagian bawah otak tidak mengirimkan sinyal
dari reseptor tersebut ke korteks.
Contoh
aplikatifnya yaitu saat kita makan buah jambu batu yang keras pada saat di
masukkan ke dalam mulut terasa keras dan kuat pada awalnya, tetapi pada saat
terus kita makan hal yang sama, rasanya agak memudar atau tidak terasa keras
lagi. Pada dasarnya indra kita tunduk pada adaptasi sensorik.
SENSASI
PADA INDERA
PENGLIHATAN
Cahaya
adalah paketan gelombang yang sangat kecil dan mampu dilihat oleh mata (Albert
Einstein). Paket gelombang ini kita sebut dengan istilah “foton”. Panjang gel.
cahaya yang bisa ditangkap oleh mata: 400-700 nm. Agar cahaya yang datang bisa
ditafsirkan maka akan dihantarkan oleh Syaraf reseptor rangsang: ada di
retina
1. Sel kerucut (cone); membutuhkan lebih banyak cahaya untuk bekerja,
sangat peka terhadap panjang gelombang yang beragam.
2. Memungkinkan kita untuk melihat beragam warna.
3. Sel batang (rod); lebih peka terhadap cahaya, memungkinkan kita dapat
melihat dalam suasana gelap dan malam hari.
4. kucing dapat melihat dengan baik dalam cahaya yang redup sebagian karena
mereka memiliki banyak sel batang
Ada tiga
aspek persepsi kita tentang cahaya yaitu, kecerahan, warna, dan saturasi.
Kecerahan ditentukan oleh amplitudo gelombang seberapa tinggi atau seberapa
rendah gelombang sebenarnya. Semakin tinggi gelombang, semakin terang
cahayanya, begitu pun sebaliknya. Warna, atau hue sangat ditentukan oleh
panjang gelombang. Panjang gelombang, panjang (diukur dalam nanometer)
ditemukan di ujung merah dari spektrum tampak. Saturasi mengacu pada kemurnian
warna yang dilihat orang, seperti merah yang sangat jenuh yang hanya akan
berisi panjang gelombang merah. Sedangkan, merah yang kurang jenuh mungkin
mengandung campuran panjang gelombang.
BUTA
WARNA
Buta warna total: Disebabkan oleh variasi genetik yang menyebabkan sel kerucut di retina
berfungsi dengan tidak tepat, atau malah tidak ada sel kerucut sama sekali.
Dunia visual hanya terdiri dari warna hitam, putih dan abu-abu.
Buta warna parsial: Defisiensi warna; orang ini tidak dapat membedakan antara warna merah
dan hijau.
PENDENGARAN
Pitch atau
nada merupakan pengalaman psikologis suara yang sesuai dengan frekuensi
gelombang suara dan frekuensi yang lebih tinggi dianggap sebagai nada yang
lebih tinggi. (Ciccarelli & White, 2018).
Telinga bagian luar:Pinna adalah bagian luar yang terlihat dari telinga yang berfungsi
sebagai semacam konsentrator yang menyalurkan gelombang suara dari luar ke
dalam struktur telinga.
Telinga Tengah : Hammer, Anvil, dan Stirrup. Tiga tulang
kecil di telinga tengah dikenal sebagai palu (malleus), landasan (incus), dan
sanggurdi (stape), masing-masing nama berasal dari bentuk tulang masing-masing.
Getaran ketiga tulang ini memperkuat getaran dari gendang telinga. Sengkang,
tulang terakhir dalam rantai, menyebabkan selaput yang menutupi lubang telinga
bagian dalam yang bergetar.
Telinga Dalam: Membran
ini disebut jendela oval dan getarannya memicu reaksi berantai lain di dalam
telinga bagian dalam. Koklea telinga bagian dalam adalah struktur berbentuk
siput yang disebut koklea, yang berisi cairan. Saat jendela oval bergetar, hal
itu menyebabkan cairan di koklea bergetar. Cairan ini mengelilingi membran yang
mengalir melalui bagian tengah koklea yang disebut membran basilar. Membran basilar
dan organ corti membran basilar merupakan tempat peristirahatan dari organ
corti yang berisi sel-sel reseptor untuk indera pendengaran. Ketika membran
basilar bergetar, ia menggetarkan organ corti, menyebabkannya bersentuhan
dengan membran di atasnya.
Jenis-Jenis Gangguan
Pendengaran
1. Gangguan Pendengaran
Konduksi
Gangguan ini mengacu pada masalah dengan mekanisme telinga luar atau
tengah dan berarahwa getaran suara tidak dapat diteruskan dari gendang telinga
ke koklea.
2. Gangguan Pendengaran Syaraf
Ini adalah jenis gangguan pendengaran permanen yang paling umum. Pada
gangguan pendengaran saraf, atau gangguan pendengaran sensorineural, masalahnya
terletak di telinga bagian dalam atau di jalur pendengaran dan area kortikal di
otak.
PENCIUMAN
Indra penciuman merupakan indra kimiawi. Menurut Ciccarelli dan White (2018), olfaction atau indera penciuman adalah salah satu bagian dari chemical senses yang memberikan manusia kemampuan untuk mencium bau yang ada di sekitar. Pada indera penciuman Memiliki banyak rambut yang bernama silia. Terdapat reseptor pada sel-sel rambut ini untuk mengirimkan sinyal ke otak saat distimulasi oleh molekul zat yang melewatinya. Saat seseorang mencium suatu aroma, aroma tersebut akan masuk ke dalam hidung hingga berlanjut ke dalam rongga hidung. Pada saat reseptor olfactory rusak, maka sel baru akan berganti dalam lima hingga delapan minggu. Tidak seperti indera pengecap yang hanya mempunyai lima rasa dasar, indera penciuman mempunyai setidaknya 1000 jenis bau. Area sel reseptor penciuman hanya berukuran sekitar satu inci persegi di setiap rongga namun mengandung sekitar sepuluh juta reseptor penciuman.
Contoh aplikatifnya yaitu kita
bisa mencium banyak macam bau salah satunya yaitu ketika sedang berolahraga
kita akan mengeluarkan keringat dan keringat tersebut akan mengeluarkan bauk
masam sehingga karena kita mencium bau masam tersebut kita bisa segera untuk
membersihkan badan
PERASA/PENGECAP
Indra
pengecap atau perasa terdapat di lidah. Indera pengecap adalah sebutan untuk
sel reseptor rasa berupa neuron khusus yang ditemukan di mulut yang bertanggung
jawab atas indera perasa. Menurut Walgito (2005), terdapat empat rasa pokok:
1. Pahit
2. Manis
3. Asin
4. Asam
Benjolan
dalam lidah disebut papilla. Setiap pengecap memiliki sekitar 20 reseptor yang
sangat mirip dengan lokasi reseptor menerima neuron di sinaps. Rasa sering
disebut sebagai chemical sense atau indera kimia karena bekerja dengan
molekul makanan yang dimakan orang tersebut dan bekerja dengan cara yang
sama seperti reseptor saraf pada neurotransmitters. Ketika molekul
tersebut larut dalam air liur dan selanjutnya masuk ke reseptor, maka
sebuah sinyal akan diteruskan ke otak yang kemudian diartikan sebagai
sensasi rasa.
PERABA
Indera
peraba yaitu kulitkulit. Fungsi kulit tidak hanya menjaga agar cairan tubuh
tetap masuk dan keluarnya kuman, tetapi kulit juga menerima dan mengirimkan
informasi dari luar ke sistem saraf pusat, khususnya ke korteks somatosensori.
Jenis reseptor sensorik di kulit ada sekitar 6 macam. Misalnya, reseptor
sensorik pada ujung saraf yang membungkus ujung folikel rambut peka
terhadap sentuhan, suhu dan rasa nyeri. Sedangkan perubahan tekanan akan
direspon oleh sel darah pacinian yang berada tepat di bawah kulit.
Contoh aplikatifnya
yaitu sel darah pacinian yaitu sel terdapat dibawah kulit yang mempunyai
tugas sebagai merespons perubahan tekanan.
PERSEPSI
Menurut
Ciccarelli & White (2018) persepsi adalah metode saat otak menerima sensasi
yang dialami seseorang pada saat tertentu dan memungkinkan seseorang itu untuk
menafsirkan sensasi tersebut. Persepsi merupakan salah satu aspek
psikologis. Manusia membutuhkan persepsi untuk peka terhadap apa yang
terjadi disekitarnya (Jayanti & Arista, 2018). Setiap manusia
mempunyai sudut pandang yang berbeda saat melihat suatu hal yang sama.
Persepsi berkaitan dengan sudut pandang manusia yang dibantu oleh indra
lalu ditafsirkan. Kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia,
bukan hal yang dapat dipelajari.
Konstansi : Ukuran, Bentuk, dan Kecerahan
keteguhan ukuran: kecenderungan untuk menafsirkan objek selalu
berukuran sama, terlepas dari jaraknya dari pengamat (atau ukuran gambar
yang dipantulkannya ke retina). Jika sebuah benda yang biasanya dianggap
setinggi sekitar 6 kaki tampak sangat kecil di retina, itu akan diartikan
sebagai sangat jauh.
Keteguhan bentuk: kecenderungan untuk menafsirkan bentuk
suatu objek sebagai sesuatu yang konstan, bahkan ketika bentuk itu berubah pada
retina. Keteguhan bentuk inilah yang menyebabkan seseorang masih
menganggap koin sebagai lingkaran meskipun dipegang pada sudut yang
membuatnya tampak seperti oval di retina. Piring makan di atas meja juga
terlihat bulat, meski dari sudut pandang berbentuk oval.
Keteguhan kecerahan: Kecenderungan untuk mempersepsikan kecerahan yang tampak dari suatu
objek sebagai sesuatu yang sama bahkan ketika kondisi cahaya berubah.
Menurut hukum gestalt, manusia cendrung mengelompokkan objek sesuai dengan elemen atau pola yang sama serta menyederhanakan sesuatu yang kompleks (Indrawati, 2019). Prinsip pengelompokkan ini berdasarkan pada karakteristik tertentu, yaitu :
1. (kedekatan jarak)
Proximity adalah pengelompokkan objek berdasarkan elemen atau pola yang
saling berdekatan. Titik-titik di sebelah kiri dapat dilihat sebagai baris
horizontal atau vertikal — tidak ada organisasi yang mendominasi.
2.(kesamaan/kemiripan)
Similarity adalah pengelompokkan objek berdasarkan elemen atau pola yang
bentuknya berbeda lalu individu mempersepsikan objek tersebut menjadi
satu kesatuan.
Contoh aplikatifnya yaitu misalnya pada suatu titik kesamaan warna
pada titik-titik ini membentuk kotak hitam dan kotak warna daripada
dua baris titik hitam dan berwarna.
3. (penutupan)
Adalah mengubah persepsi objek garis menyerupai garis-garis yang
membatasi atau menutup suatu bidang atau ruang yang dipersepsikan sebagai
satu kesatuan.
Contoh aplikatifnya yaitu adalah bagaimana kita cenderung untuk
"menutup" atau "mengisi" bagian yang hilang dari apa yang
kita ketahui secara keseluruhan.
4. (kesinambungan)
kecenderungan untuk mengelompokkan dan memberikan kesan bahwa objek
tersebut mempunyai perubahan yang teratur.
Komentar
Posting Komentar