Pertemuan 9, Psikologi Umum 1 Perkembangan Psikologi Modern
Perkembangan Psikologi Modern
Perkembangan Psikologi Modern yaitu Sejarah Perkembangan Psikologi
mengenai pendapat-pendapat para tokoh-tokoh sejarah ilmu jiwa yang
mengungkapkan tentang ilmu kejiwaanya. Seperti yang telah diketahui dimana
sejarah telah membawa kita ke dalam masa yang modern seperti pada saat ini.
Terbentuknya perkembangan psikologi modern yang tidak terlepas dari
pengaruh tokoh-tokoh aliran psikologi yang muncul mulai abad ke 19-20. Beberapa
para ilmuan biologi dan fisika mempunyai minat untuk mempelajari dan mengembangkan
ilmu jiwa menurut prosedur ilmiah modern. Bukti dari mempelajari ilmu jiwa
memunculkan beberapa aliran seperti Strukturalisme sebagai pemula yang
mengangkat psikologi sebagai disiplin ilmu yang otonom dan didirikannya
laboratorium psikologi pertama dengan menggunakan prosedur penelitian.
Tokoh Perkembangan Psikologi Modern
1. Willhem Wundt (1832-1920)
Beberapa pemikiran wundt antara lain :
1. Psikologi Kultural
Psikologi kultural berhubungan dengan berbagai macam tahap perkembangan
mental manusia seperti yang termanifestasi dalam bahasa, seni, mitos, sosial,
adat istiadat, hukum, dan moral. Wundt yakin bahwa fungsi-fungsi mental yang
lebih sederhana seperti sensasi, persepsi, harus dipelajari melalui metode-metode
labolatorium. Tetapi, untuk menginvestasi proses mental yang lebih tinggi,
seperti pembelajaran dan memori, tidak mungkin dilakukan dengan eksperimentasi
ilmiah karena proses ini terkondisi oleh bahasa dan aspek lain dari kebiasaan
yang kita pelajari dari budaya kita. Bagi Wundt, proses berpikir yang lebih
tinggi hanya dapat didekati melalui sarana-sarana non eksperimental seperti
sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Tetapi, kesimpulan yang dibuat
oleh Wundt bahwa proses ini tidak dapat dikaji secara eksperimental segera
ditentang dan terbukti tidak benar.
2. Studi terhadap Pengalaman Sadar
Pokok kajian psikologi Wundt adalah kesadaran. Dalam pandangan Wundt,
kesadaran mencakup banyak bagian dan dapat dikaji dengan menggunakan metode
analisis atau reduksi. Wundt yakin bahwa kesadaran itu aktif terlibat dalam
mengelola kontennya sendiri. Karena Wundt memfokuskan perhatian pada kapasitas
mengelola diri yang dimiliki pikiran, ia menamai sistemnya sebagai voluntarisme.
3. Pengalaman Antara dan Langsung (mediate and immedite experience)
Menurut Wundt, para psikolog
harus lebih memfokuskan perhatian mereka untuk mempelajari pengalaman langsung
daripada pengalaman antara. Pengalaman antara dapat memberi kita informasi atau
pengetahuan mengenai sesuatu selain daripada unsur unsur sebuah pengalaman.
Misalnya ketika melihat bunga mawar, dan kita berkata “mawar itu merah”,
pernyataan ini mengimplikasikan bahwa ketertarikan utama kita adalah pada
bunganya dan bukan pada fakta bahwa kita sedang mepersepsikan sesuatu yang
disebut “warna merah”. Tetapi pengalaman langsung kita melihat bunga tersebut
sebetulnya bukan sedang melihat objek itu sendiri, tetapi lebih kepada tentang
sesuatu yakni warna merah. Bagi Wundt, pengalaman langsung itu tidak akan bias
atau tidak ternoda oleh interpretasi apapun, seperti mendeskripsikan pengalaman
melihat warna merah bunga mawar dalam hal objeknya yaitu bunga itu sendiri.
4.Metode Intropeksi
Intropeksi adalah pemeriksaan pikiran seseorang untuk memeriksa dan melaporkan tentang pikiran atau perasaan seseorang. Intropeksi atau persepsi internal, seperti dipraktikkan di laboratorium Wundt di Universitas Leipzig, dilakukan di bawah peraturan yang ditetapkan Wundt antara lain :
- Pengamat harus bisa
menentukan kapan proses bisa dijalankan.
-Pengamat harus berada pada
kondisi siap atau atensi penuh.
-Observasi harus diulang
sampai beberapa kali agar mendapatkan hasil yang akurat.
-Kondisi eksperimental harus
dapat divariasikan agar dapat mengontrol manipulasi stimulasi.
5. Unsur-Unsur Pengalaman Sadar
Menurut Wundt, ada dua dasar unsur-unsur pengalaman sadar yaitu sensasi dan perasaan. sensasi adalah salah satu bentuk elementer pengalaman. Sensasi akan muncul ketika sebuah organ indra distimulasi dan menyebabkan impuls mencapai otak. Sensasi dapat diklasifikasikan berdasarkan intensitas , durasi, dan modalitas indra.
Perasaan adalah bentuk
pengalaman elementer lainnya. Sensasi dan perasaan adalah aspek-aspek stimulan
dari pengalaman langsung. Perasaan adalah pelengkap subjektif sensasi, tetapi
tidak muncul secara langsung dari organ indra. Wundt menamai teorinya dengan
sebutan teori tiga dimensi perasaan yang terdiri dari senang/tidak senang,
ketegangan/relaksasi, dan kegairahan/depresi.
Teory wund :
1. heterogeny of end :
meskipun kita punya kendali untuk sebuah atensi, kit tidak mempunyai kendali
akan endingnya. Misalnya kita ingin mendapatkan nilai bagus kita mempunyai
kendali akan harapan atau goals kita itu tetapi kita tidak memiliki kendali
untuk hasil yang didapatkan.
2. heterogeny of contrast :
Ketika kita merasakan sesuatu yang kontrast maka sensasi itu akan lebih kuat,
contohnya kita makan donat yang tidak terlalu manis dan setelah itu kita
meminum obat yang pahit, maka kita akan merasakan bahwasanya donat yang tadi
kita makan itu lebih manis.
3. Principle foward the
development of opposite : individu cenderung mencari pengalaman yang berbeda
dari pengalaman sebelumnya yang terus berulang. Contohnya disebuah wahana kita
selalu naik roller coaster, maka kita ingin untuk mencoba menaiki wahana
hysteria ataupun yang lainnya.
2. Edward Titchener (1867-1927)
1. pokok kajian psikologi adalah pengalaman sadar karena pengalaman
tersebut tergantung pada orang yang mengalaminya.Tichener mendefinisikan
kesadaran sebagai rangkuman seluruh pengalaman kita ketika terjadi pada waktu
tertentu. Pikiran adalah seluruh rangkuman kita yang terakumulasi sepanjang
usia. Kesadaran dan pikiran adalah sama, kecuali dalam hal kesadaran melibatkan
proses mental yang terjadi pada saat itu, sedangkan pikiran melibatkan
keseluruhan dari proses proses sekarang ini.
2. Titchener berbeda dengan Wundt dalam hal bahwa Titchener
tertarik pada analisis pengalaman sadar kompleks menjadi bagian bagian komponennya,
bukan pada sintesis unsur unsurnya melalui apersepsi. Titchener menekankan pada
bagian bagiannya, sedangkan Wundt menekankan pada keseluruhannya.
3.Intropeki bukanlah satu satunya target. Gerakan strukturalis dianggap
tidak berupaya dan dangkal dalam menganalisis proses sadar menjadi unsur-unsur.
3. Franz Clemenns Brentano (1838-1917)
Brentano membuat kemajuan
dalam dua cara untuk mempelajari tindakan mental :
-Melalui memori ( mengingat proses mjental
yang terlibat dalam suatu kondisi mental tertentu)
-Melalui imajinasi
(mengimajinasikan suatu kondisi mental dan mengobservasikan proses mental yang
meyertainya)
4.Carl Stumpf (1848-1936)
Stumpf berpendapat bahwa data primer untuk psikologi adalah fenomena.
Fenomenologi adalah jenis intropeksi yang lebih disukai stumpf merujuk pada
pengkajian pengalaman yang tidak bias, yakni pengalaman yang sama seperti pada
saat ia terjadi.
5.Oswald Kulpe (1862-1915)
Kulp menulis sebuah buku pengantar berjudul Outline of Psychology
(1893).Dalam buku tersebut ia mendefinisikan psikologi sebagai sebuah sains
tentang fakta pengalaman sebagai sesuatu yang tergantung pada orang yang
mengalaminya.
6. Edmund Husserl (1859-1938)
Husserl berpikir bahwa eksperimen psikologi yang menjadikan ilmu
alam sebagai model adalah hal yang salah. Ia memiliki tujuan menciptakan
taksonomi pikiran. Ia percaya bahwa sebelum adanya psikologi ilmiah diperlukan
taksonomi pikiran. Untuk menciptakan taksonomi seperti itu, fenomenologi murni
akan digunakan untuk mengeksplorasi esensi dari proses tersebut. Ia mengatakan
bahwa pikiran itu sendiri harus dipahami sebelum kita dapat mempelajari
bagaimana pikiran menanggapi suatu benda yang berada diluar.
7. Hans Valhinger (1852-1933)
Ia mengatakan bahwa semua yang
pernah kita alami secara langsung adalah sensasi, oleh karena itu yang dapat
kita yakini hanyalah sensasi. Menurut Vaihinger, kehidupan bermasyarakat
mengharuskan kita memberi makna pada sensasi kita, dan kita melakukannya dengan
menciptakan istilah, konsep, dan teori dan kemudian bertindak “seolah-olah” itu
benar. Ia berpendapat, kecendurungan untuk menemukan makna adalah bagian dari
sifat manusia.
Baiklah sedikit tambahan mengenai Apersepsi dan
Creative Sintesis
Creative sintesis adalah suatu proses di dalam otak
dan disesuaikan dengan kebutuhan. Contohnya: orang yang berpakaian tertutup dan
jalannya santai kita akan beranggapan bahwa dia orang yang kalem. Jadi creative
sintesis nya disini adalah orang yang kalem
Aperrsepsi adalah perpanjangan dari persepsi yang
dikaitkan dengan experience, persepsi hanya pemaknaan yang terjadi di konsep
otak, sedangkan apersepsi lebih kompleks. Contohnya: kita sedang sedih dan salah
satu teman kita merangkul kita. Kita mempersepsikan bahwasanya itu adalah
rangkulan yang hangat tetapi apersepsi kita itu adalah rangkulan seorang ayah,
jadi rangkulan sehangat itu berdasarkan pengalaman kita hanya bisa dilakukan
oleh seorang ayah.
#StayHealthy💓
Komentar
Posting Komentar